Langit Kamar dan Teman Mengocehnya

Halo langit kamar, selamat malam. Maaf malam ini menjadi jadwalku untuk berkeluh kesah menumpahkan apa yang memenuhi kepalaku hari ini. Kali ini tidak banyak-banyak karena aku sadar bahwa aku sudah terlalu banyak menceritakan segala hal kepadamu. Aku harap kamu tidak muak dan bosan denganku ya.

Belakangan ini aku sering menangis tanpa sebab. Apakah ini karena beban akademik yang dipikul? Ah sepertinya tidak, karena tanpa aku sadari aku cukup menikmati apa yang sedang aku lakukan. Apakah ini karena rentetan pekerjaan di luar kegiatan akademik? Sepertinya tidak juga, walaupun dapat dibilang aku belum terlalu menguasai apa yang aku kerjakan, aku yakin semuanya akan tetap berjalan lancar — dengan sedikit bumbu kesalahan atau karena aku tidak mengerti di tengah prosesnya.

Mungkinkah karena kesepian? Sepertinya. Aku selalu terkesan dengan diriku yang masih sempat meluangkan sedikit waktuku untuk bisa bersama seseorang walaupun aku sendiri sibuk. Tapi aku turut senang. Di satu sisi memang aku sedikit kesepian, namun di saat itu pula aku bisa menikmati waktu untuk diriku sendiri — sedikit berbohong karena aku lebih suka bercengkrama bersama orang lain dibandingkan melakukan kegiatan yang hanya melibatkan diriku sendiri.

Aku sedikit merindukan teman-temanku yang ada di sana, tetapi aku lagi-lagi belum rela meninggalkan apa yang ada di sini. Hal yang banyak terjadi di sana memanglah menyenangkan dan tentunya mengesankan. Walaupun di sini tidak sebanyak yang aku lakukan di tempat itu, aku tetap senang dan terkesan akan kenangan kecil yang aku buat. Semoga perasaanku tetap kuat untuk menghadapi keadaan yang mengharuskanku menempuh jarak 1080 km jika ingin merasakan momen di kedua tempat tersebut.

Aku rasa cukup untuk cerita malam ini. Celotehanku sedikit tidak berguna dan terkesan aku memikirkannya terlalu jauh — cih dasar overthinker, namun setidaknya beban pikiranku sedikit hilang. Nanti aku kabarkan jadwal berkeluh kesah selanjutnya ya. Terima kasih langit kamar.